PENGALAMATAN JARINGAN CIDR,VLSM,DAN SUBNETTING
PENGALAMATAN JARINGAN CIDR
Apa itu CIDR?
Perutean Antar-Domain Tanpa Kelas (CIDR) adalah metode alokasi alamat IP yang meningkatkan efisiensi perutean data di internet. Setiap mesin, server, dan perangkat pengguna akhir yang terhubung ke internet memiliki nomor unik, yang disebut alamat IP, yang terkait dengannya. Perangkat menemukan dan berkomunikasi satu sama lain menggunakan alamat IP ini. Organisasi menggunakan CIDR untuk mengalokasikan alamat IP secara fleksibel dan efisien di jaringan mereka.
Apa sajakah format alamat IP yang berbeda?
Alamat IP memiliki dua bagian:
- Alamat jaringan adalah serangkaian angka numerik yang menunjuk ke pengidentifikasi unik jaringan
- Alamat host adalah serangkaian angka yang menunjukkan host atau pengidentifikasi perangkat individual di jaringan
Hingga awal tahun 1990an, alamat IP dialokasikan menggunakan sistem pengalamatan classful. Panjang total alamat telah ditetapkan, dan jumlah bit yang dialokasikan ke jaringan dan bagian host juga telah ditetapkan.
Alamat berkelas
Alamat IPv4 terdiri dari 32 bit. Setiap rangkaian angka yang dipisahkan oleh titik terdiri dari 8 bit, diwakili oleh 0 hingga 255 dalam bentuk numerik. Organisasi dapat membeli tiga kelas alamat IPv4.
Kelas A
Alamat IPv4 Kelas A memiliki 8 bit awalan jaringan. Misalnya, pertimbangkan 44.0.0.1, dengan 44 adalah alamat jaringan dan 0.0.1 adalah alamat host.
Kelas B
Alamat IPv4 Kelas B memiliki 16 bit awalan jaringan. Misalnya, pertimbangkan 128.16.0.2, dimana 128.16 adalah alamat jaringan dan 0.2 adalah alamat host.
Kelas C
Alamat IPv4 Kelas C memiliki 24 bit awalan jaringan. Misalnya, pertimbangkan 192.168.1.100, dimana 192.168.1 adalah alamat jaringan dan 100 adalah alamat host.
Alamat tanpa kelas
Alamat Perutean Antar-Domain Tanpa Kelas (CIDR) atau Tanpa Kelas menggunakan penyembunyian subnet panjang variabel (VLSM) untuk mengubah rasio antara bit alamat jaringan dan host dalam alamat IP. Subnet mask adalah sekumpulan pengidentifikasi yang mengembalikan nilai alamat jaringan dari alamat IP dengan mengubah alamat host menjadi nol.
Urutan VLSM memungkinkan administrator jaringan untuk memecah ruang alamat IP menjadi subnet dengan berbagai ukuran. Setiap subnet dapat memiliki jumlah host yang fleksibel dan jumlah alamat IP yang terbatas. Alamat IP CIDR menambahkan nilai akhiran yang menyatakan jumlah bit awalan alamat jaringan ke alamat IP normal.
Misalnya, 192.0.2.0/24 adalah alamat CIDR IPv4 dengan 24 bit pertama, atau 192.0.2, adalah alamat jaringan.
Apa saja keterbatasan pengalamatan IP berkelas yang diatasi CIDR?
Sebelum Perutean Antar-Domain Tanpa Kelas (CIDR), alamat IP bersifat berkelas dan menciptakan inefisiensi. Kami membahas beberapa kekurangan ini selanjutnya.
Pengalamatan IP tidak fleksibel
Dalam sistem pengalamatan classful, setiap kelas mendukung sejumlah perangkat yang tetap:
- Kelas A mendukung 16.777.214 host
- Kelas B mendukung 65.534 host
- Kelas C mendukung 254 host
Pengaturan classful tidak efisien ketika mengalokasikan alamat IP dan menyebabkan pemborosan ruang alamat IP.
Misalnya, organisasi dengan 300 perangkat tidak dapat menggunakan alamat IP Kelas C, yang hanya mengizinkan 254 perangkat. Jadi, organisasi tersebut terpaksa mengajukan permohonan alamat IP Kelas B, yang menyediakan 65.534 alamat host unik. Namun, hanya 300 perangkat yang terhubung, sehingga menyisakan 65.234 ruang alamat IP yang tidak terpakai.
Keterbatasan dalam desain jaringan
IP Classful membatasi kemampuan Anda untuk menggabungkan jaringan sesuai kebutuhan. Misalnya, alamat IP berikut milik jaringan kelas C yang berbeda dalam arsitektur kelas:
- 192.168.1.0
- 192.168.0.0
Sebagai administrator jaringan, Anda tidak dapat menggabungkan kedua jaringan karena subnet mask kelas C ditetapkan sebagai 255.255.255.0.
Apa manfaat CIDR?
Dengan Perutean Antar-Domain Tanpa Kelas (CIDR), organisasi Anda memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam menetapkan alamat IP dan merutekan data antar perangkat.
Mengurangi pemborosan alamat IP
CIDR memberikan fleksibilitas saat Anda menentukan penetapan pengenal jaringan dan host pada alamat IP. Anda dapat menggunakan CIDR untuk menyediakan jumlah alamat IP yang diperlukan untuk jaringan tertentu dan mengurangi pemborosan. Selain itu, CIDR mengurangi entri tabel perutean dan menyederhanakan perutean paket data.
Mengirimkan data dengan cepat
CIDR memungkinkan router untuk mengatur alamat IP ke dalam beberapa subnet dengan lebih efisien. Subnet adalah jaringan lebih kecil yang ada dalam suatu jaringan. Misalnya, semua perangkat yang terhubung ke router berada di subnet yang sama dan memiliki awalan alamat IP yang sama.
Dengan CIDR, organisasi Anda dapat membuat dan menggabungkan beberapa subnet. Hal ini memungkinkan data mencapai alamat tujuan tanpa mengambil jalur yang tidak perlu.
Buat Cloud Pribadi Virtual
Virtual private cloud (VPC) adalah ruang digital pribadi yang dihosting di dalam cloud. Hal ini memungkinkan organisasi Anda untuk menyediakan beban kerja di lingkungan yang terisolasi dan aman. VPC menggunakan alamat IP CIDR saat mentransfer paket data antar perangkat yang terhubung.
Buat supernet secara fleksibel
Supernet adalah sekelompok subnet dengan awalan jaringan yang serupa. CIDR memungkinkan fleksibilitas dalam membuat supernet, yang tidak mungkin dilakukan dalam arsitektur masking konvensional. Misalnya, organisasi Anda dapat menggabungkan alamat IP ke dalam satu blok jaringan menggunakan notasi seperti ini:
- 192.168.1 /23
- 192.168.0 /23
Notasi ini menerapkan subnet mask 255.255.254.0 ke alamat IP, yang mengembalikan 23 bit pertama sebagai alamat jaringan. Router hanya memerlukan satu entri tabel perutean untuk mengelola paket data antar perangkat di subnet.
Bagaimana cara kerja CIDR?
Perutean Antar-Domain Tanpa Kelas (CIDR) memungkinkan router jaringan merutekan paket data ke perangkat masing-masing berdasarkan subnet yang ditunjukkan. Alih-alih mengklasifikasikan alamat IP berdasarkan kelas, router mengambil alamat jaringan dan host seperti yang ditentukan oleh akhiran CIDR.
Penting untuk memahami blok CIDR dan notasi CIDR untuk mempelajari cara kerja CIDR.
blok CIDR
Blok CIDR adalah kumpulan alamat IP yang berbagi awalan jaringan dan jumlah bit yang sama. Sebuah blok besar terdiri dari lebih banyak alamat IP dan akhiran kecil.
Internet Assigned Numbers Authority (IANA) menetapkan blok CIDR yang besar ke registrasi internet regional (RIR). Kemudian, RIR menugaskan blok-blok yang lebih kecil ke pencatatan internet lokal (LIR), yang kemudian menugaskannya ke organisasi-organisasi. Sementara itu, pengguna swasta mengajukan blok CIDR ke penyedia layanan internet mereka.
Notasi CIDR
Notasi CIDR mewakili alamat IP dan akhiran yang menunjukkan bit pengidentifikasi jaringan dalam format tertentu. Misalnya, Anda dapat menyatakan 192.168.1.0 dengan pengidentifikasi jaringan 22-bit sebagai 192.168.1.0/22.
Bagaimana CIDR digunakan di IPv6?
IPv6 adalah sistem pengalamatan jaringan yang dirancang untuk menggantikan IPv4. IPv6 menggunakan pengidentifikasi unik 128-bit, yang memungkinkannya menyimpan alamat IP 1.028 kali lebih banyak daripada IPv4.
Alamat IPv6 terdiri dari 8 nilai heksadesimal yang dipisahkan titik dua. IPv6 memungkinkan ruang alamat yang jauh lebih besar untuk mengakomodasi semakin banyaknya perangkat yang terhubung ke internet saat ini.
Di bawah Perutean Antar-Domain Tanpa Kelas (CIDR), alamat IPv6 dapat digabungkan dengan awalan dengan panjang bit sembarang, mirip dengan alamat IPv4. Misalnya, 2001:0db8:/32 adalah alamat CIDR IPv6, dengan 32 bit pertama, atau 2001:db8, sebagai alamat jaringan.
Bagaimana AWS dapat mendukung persyaratan CIDR Anda?
Amazon Virtual Private Cloud (Amazon VPC) adalah jaringan virtual aman dan terisolasi yang memungkinkan organisasi menghosting sumber daya Amazon Web Services (AWS) mereka. Anda sekarang dapat menggunakan Amazon VPC IP Address Manager (IPAM) untuk mengalokasikan blok IPv6 Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang berdekatan). Arsitek jaringan menggunakan blok CIDR yang berdekatan untuk membuat virtual private cloud (VPC).
Berikut manfaat lain menggunakan Amazon VPC:
- IPAM memungkinkan Anda membuat kumpulan dan penyediaan cakupan publik IPv6 dengan blok CIDR Bawa IP Anda Sendiri (BYOIP).
- Anda dapat menyediakan /52 hingga /40 blok CIDR IPv6 ke dalam kumpulan terpisah dan mengaitkannya dengan VPC.
- Administrator jaringan dapat mengumpulkan CIDR di Amazon VPC. Mereka dapat melakukan hal ini di seluruh jaringan dan konstruksi keamanan seperti daftar kontrol, tabel rute, grup keamanan, dan firewall.
VLSM atau variable length subnet mask adalah jenis perhitungan subnetting dimana panjang subnet mask yang kita berikan akan disesuikan dengan banyaknya jumlah host di setiap subnet tersebut.
Belajar VLSM kali ini tidaklah sulit, karena intinya: cara perhitungannya sama saja dengan yang sudah kita bahas di materi belajar subnetting sebelumnya.
Cuma beda dikit aja, serius.
Saya yakin kamu akan sangat mudah memahami materi VLSM kali ini. Kecuali kamu memang tidak mengikuti bab ip addressing ini dari awal.
Ada 2 teknik perhitungan subnetting:
- FLSM: fixed length subnet mask. Satu network, kita pecah-pecah menjadi beberapa network (subnet) dimana setiap lebar subnet yang satu sama dengan lebar subnet yang lainnya.
- VLSM: variable length subnet mask. Kebalikannya, sebuah network yang kita subnet, menghasilkan subnet-subnet yang berbeda panjang subnet masknya antara subnet satu dengan yang lain.
Nah, yang kita bahas sebelumnya itu adalah teknik FLSM. Nanti akan kita ulas lagi perbedaan antara FLSM dan VLSM.
Tapiiii… disini saya tidak akan bahas lagi tata cara perhitungannya. Kita akan lebih mempelajari cara pemetaan (design subnet) jaringan yang efektif dan mudah dalam pengembangannya.
Sebagai permulaan, ini topologi yang akan kita bahas.
Ada 3 network di topologi tersebut:
- Workstation LAN: di kaki e0/0 Router01 menuju switch yang terhubung ke client-client, sebanyak 50 hosts.
- Point-to-Point WAN: di kaki s1/0 Router01 menuju kaki s1/0 Router02, cuma butuh 2 hosts.
- Server-LAN: di kaki e0/0 Router02 menuju ke server-server yang banyaknya 12 hosts.
Walau sebenarnya jarang ada topologi seperti ini, sengaja kita pakai untuk belajar dasar perhitungan VLSM saja.
- Dikatakan point-to-point WAN: seperti kita ingin menghubungkan 2 gedung, dengan 2 router dedicated di gedung tersebut.
- Tapi gedung Router02 isinya server-server (seharusnya ada switch disana).
- Sedang gedung Router01 untuk workstation, para karyawan.
Jelas ya? Mari kita mulai.
1. Teknik Subnetting dengan FLSM (Fixed Length Subnet Mask)
Dari ip space 192.168.10.0/24, berarti kita punya 254 lebar host yang bisa dihitung-hitung (dialokasikan). Nah kalau FLSM, lebar setiap subnet yang kita buat nanti, sama semua.
Disana kan cuma ada 3 network.
Dari 192.168.10.0/24 dibagi menjadi 3 network, kita bisa pakai:
- /26 untuk setiap subnet (workstation LAN, point-to-point, server LAN), sama semua. Lebar host dari /26 adalah 64, dengan 62 valid host. Ya kan?
- /24 akan habis jika dipakai 4x /26. Sedang kebutuhan network kita cuma 3, berarti ada satu block /26 yang tersisa, bisa digunakan juga untuk spare.
Masih bingung cara menghitungnya? Mari kita ulas.
a. Menentukan subnet mask untuk kebutuhan jumlah host
“Bro, gedung Router01 ntar yang paling banyak jumlah hostnya. Karena karyawan disana semua, kira-kira sebanyak 50 hosts.”
“Di gedung Router02 isinya cuma server-server, sekitar 12 an server, tapi ini kita pasangin router dedicated aja. Nanti ada satu network point to point buat hubungin ke gedung Router01”
Dari percakapan ini, fokus kita ke workstation LAN yang isinya 50 hosts. Nah berapa subnet mask yang panjang hostnya sampai 50?
Biar gampang, kita pakai tabel sakti.
Dengan /26, kita punya lebar host 62 yang bisa dipakai. Dari kebutuhan 50, masih ada 12 ip nanti yang sisa. Cukup bagus buat spare, ya kan?
b. Ini perhitungannya
Well, saya tidak ingin menyesatkan pola belajar kamu dengan tabel itu. Minimal kamu harus sudah tau cara perhitungannya, karena tabel tersebut cuma memudahkan saja, bukan jadi bocoran.
2 pangkat berapa (y) yang jumlahnya mencukupi 64 host?
Ingat di materi subnetting sebelumnya, untuk mencari tahu jumlah host dan subnet masknya, kita gunakan rumus 2^y-2. Dimana y adalah bit host yang aktif.
2^y-2 sama dengan atau lebih dari 64 host?
Jawabannya adalah 2 pangkat 6 = 64 (kurang 2 untuk broadcast address dan network address).
Alias 1100.0000 = 64 bit host yang on di oktet ke 4.
Berapa subnet masknya?
Setelah itu sudah kita cari tahu subnet masknya dengan rumus 256 – jumlah host yang diketahui tadi. Berarti 256 – 64 = 192.
Di oktet 4, inget, kelas C. Berarti 255.255.255.192.
c. Subnet yang terbentuk
Karena FLSM, perhitungan selesai. Kita gunakan 255.255.255.192 alias /26 untuk setiap subnet, semuanya sama.
- Valid host: 62 host
- Interval / block size = 64
- Subnet mask = 255.255.255.192
Gampang kan?
Kalo ga nyambung sama sekali, sana belajar subnetting dulu dari dasar.
2. Teknik Subnetting FLSM Bagian 2
Karena /24 bisa habis dengan 4x /26, sedang yang kita gunakan cuma 3 block subnet. Maka masih sisa 1 lagi /26 dengan alamat network 192.168.10.192/26.
“Bro, nanti kemungkinan besar ada penambahan network lagi”.
Yes, ini harus benar-benar dipertimbangkan saat mensubnet network.
Nah, dari topologi yang udah kita design diatas, efektif engga sih jika spare address tadi berada di block subnet terakhir (ke empat)?
Jawabannya, sah sah saja. Tapi akan lebih efektif kita tempatkan di block ke 2 setelah workstation LAN (dengan asumsi penambahan karyawan yang peluang penambahannya lebih besar).
Selain itu, pertimbangannya adalah kemudahan routing (summarization yang akan kita bahas nanti) karena jika block nya lompat, maka route summarization akan sulit dilakukan.
Perhatikan urutan subnetnya, ada perubahan. Walau subnet mask tiap subnet masih tetap sama panjang.
So, nantinya Router02 hanya akan mengenali LAN di network Router01 sebagai satu block subnet 192.168.10.0/25 (dengan lebar 126 host).
2x /26 kalau disatukan menjadi sebuah network, jadinya /25, ya kan?
Dah.. ini bayang-bayang saja, nanti kita bahas.
2. Keuntungan Menggunakan VLSM
Perlu saya sampaikan, antara VLSM dan FLSM, tidak ada yang lebih baik. Semuanya tergantung design jaringan yang kita buat.
- Jaringan LAN enterprise A dengan kelas A address: 10.0.0.0/8.
- Punya beberapa site, site A, site B, site C, dan seterusnya.
- Dari global ip space 10.0.0.0/8 tadi disubnet menjadi beberapa site menggunakan FLSM (biasanya).
- Tapi tiap site, mereka pasti akan membuat subnet untuk network mereka.
- Nah subnet tiap site didesign dengan VLSM.
Okay, perlahan nanti akan kamu lihat design jaringan yang saya sebutkan diatas. Dibawah nanti akan saya berikan salah satu contohnya.
Sekarang pertanyaannya, kenapa VLSM itu diperlukan?
Perhatikan topologi yang udah kita bahas diatas.
Maka pertanyaannya kita balik: “untuk apa network point-to-point menggunakan /26?”
Jumlah host yang dibutuhkan kan cuma 2, berarti terbuang sebanyak 60 ip address. Sayang banget kan???
… nantinya akan menjadi masalah, ketika network sudah routed, ternyata ip address kurang. Karena tidak segampang itu mengubah skema pengelamatan jaringan yang sudah live.
Semuanya harus diganti, routing diubah, alamat-alamat server akan diubah, ribet. Maka sangat penting mengalokasikan subnet mask yang sesuai untuk tiap subnetwork.
3. Cara Menghitung VLSM
Menghitung VLSM ga susah! Kecuali kamu benar-benar tidak mengikuti bab ip addressing ini dari awal.
- Subnet dihitung dari kebutuhan host terbesar. (Kebutuhan hostnya diurutkan)
- Jika FLSM, masalah selesai. Semua network dikasih sama panjang.
- Tapi di VLSM, tiap subnet akan dihitung lagi.
- Networknya mengikuti dari subnet yang sudah dihitung sebelumnya.
Kita kembali ke topologi diatas. Jika didesign dengan VLSM, maka hasilnya kira-kira seperti ini.
Satu-satu dulu deh.
a. Perhitungan VLSM dasar
Network tadi akan kita urutkan terlebih dahulu:
- Workstation LAN, paling banyak, yaitu 50 host. Menggunakan /26 dengan alamat network 192.168.10.0/26.
- Server-LAN, kedua, ada 12 host. Menggunakan /28 (karena punya 14 valid host). Dengan alamat network 192.168.10.64/28.
- Point-to-point WAN, terakhir, cuma ada 2 host, cukup dengan /30. Dengan alamat network 192.168.10.80/30.
- Kalau ada network lagi, berarti bisa pakai network mulai dari 192.168.10.84 (akhir dari network point to point WAN).
Nah, tidak ada bedanya (perhitungannya). Cuma beda pengalokasian saja.
Karena di VLSM, sisa network jadi banyak, lihat di topologi block hijau, yaitu sisa alamat ip yang bisa digunakan (Bisa disubnet lagi).
(Kamu akan sulit memahami sisa ip address diatas kalau belum paham range host valid tiap slash subnet).
b. Perhitungan VLSM lanjutan
Design yang kita buat diatas masih sedikit kurang efektif. (Tapi kalau ada soal seperti ini, jawaban diatas udah paling bener).
Kita tidak sedang belajar untuk menjawab soal perhitungan VLSM, tapi teknik skema pengalamatan jaringan. Kalau mau belajar perhitungan dasar subnetting silakan balik ke bab sebelumnya.
Okay, ini cara yang lebih baik.
- Kita kan butuh 3 network. Punya space address 192.168.10.0/24
- Hitung dari turunan /24, yaitu /25, 26, dan seterusnya.
- Kalau /25, kita bisa bagi 2, kalau /26 kita bisa bagi 4, kalau /27, kita bisa bagi 8, dan seterusnya.
- Tapi LAN workstation ga mungkin dikasih dibawah /26, karena butuh paling tidak 50 host.
Jadinya perhitungan kita ubah seperti ini :
- Space address 192.168.10.0/24 tadi kita pecah jadi 2 block subnet besar, masing-masing /25.
- Workstation LAN: 192.168.10.0/25
- Server LAN dan WAN: 192.168.10.128/25
- Server LAN dan WAN kita pisahkan lagi dari total ip space 192.168.10.128/25.
- Server LAN: 192.168.10.128/26
- WAN: 192.168.10.192/26
Maka topologi yang kita buat jadinya seperti berikut:
Silakan diamati topologinya.
Alasan kenapa dibuat seperti itu, ya jawabannya adalah efisiensi routing kedepannya. Alokasi subnet tidak lompat-lompat.
Ini intinya: bagilah global space ip address dengan FLSM menjadi sedikit jumlah network besar, lalu VLSM subnet-subnet tersebut untuk membentuk network yang lebih kecil setiapnya.
c. Pengalokasian sisa ip address
Mulai sekaran, kalau ada yang nanya “bagus VLSM atau FLSM?”. Jawab saja, “engga ada”. Ga bisa dibandingkan. Pertama, pakei FLSM untuk subnet besar, selanjutnya subnet besar itu disubnet lagi sesuai kebutuhan host dengan VLSM.
Oh ya, manakala network tadi mau berkembang, sudah enak. Jadi seperti ini.
Sudah jelas sampai sini?
4. Design Subnet yang Efektif dengan VLSM dan FLSM
Kalau kamu masih ingat dengan tahapan membuat subnet yang kita bahas di bab sebelumnya, maka design yang kita buat diatas juga masih belum sempurna.
Disana sudah dijelaskan bahwa ketika membuat subnet:
- Bedakan network LAN dan WAN
- Bisa dengan 1 kelas ip, asal jauh jaraknya
- … atau bedakan kelas ip addressnya.
Kalau kamu perhatikan topologi yang kita bahas tadi. Permasalahan alokasi ip address disebabkan karena kita menggabungkan alokasi untuk network LAN dan network point-to-point WAN.
Jadinya kepotong, ya kan.
Jujur saya katakan, kalau kamu mengerjakan lab exploration CCNA, disana kamu akan banyak sekali melihat skema ip address untuk jaringan yang luas, skala enterprise.
Ini salah satu contohnya.
subnetting adalah pembagian dari IP jaringan. Praktik membagi jaringan menjadi dua atau lebih jaringan disebut subnetting. Semua komputer yang termasuk dalam sebuah subnet dialamatkan dengan bit-group umum, identik, dan paling signifikan dalam alamat IP mereka. Hal ini menyebabkan pembagian logis dari alamat IP ke dua bidang, jaringan atau routing prefix dan sisa field atau pengenal host. Field sisanya adalah pengidentifikasi untuk host tertentu atau antarmuka jaringan.
Tujuan Subnetting
Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
- Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
- Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
- Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
- Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
- Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
- Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
- Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Fungsi Subnetting
Fungsi subnetting antara lain :
- Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
- Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
- Pengelolaan yang disederhanakan.
- Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh.
Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :
- Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask. Jumlah Subnet = dimana x adalah banyaknya binari 1 pada segmen terakhir IP subnet mask (sesuai dengan kelas IP nya).
- Menentukan jumlah host per subnet. Jumlah Host per Subnet = dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada segmen terakhir IP subnet mask (sesuai dengan kelas IP nya).
- Menentukan Blok Subnet Blok Subnet = 256 – nilai desimal segmen terakhir IP subnet mask (sesuai dengan kelas IP nya)
- Alamat host dan broadcast yang valid, host pertama adalah satu angka setelah subnet, dan broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya.Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
- Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
Berikut merupakan contoh persoalan dalam proses subnetting dan penyelesaiannya :
Misalnya ditentukan sebuah NETWORK ADDRESS : 192.168.1.XXX/26.
- Analisa : 192.168.1.XXX berarti kelas C, dengan Subnet Mask /26
berarti : 11111111.11111111.11111111.11000000 atau 255.255.255.192
- Jumlah Subnet = , dimana x adalah banyaknya binari 1 pada segmen terakhir subnet mask (2 bit “1” disegmen terakhir IP subnet mask dan IP Kelas C).
Jadi Jumlah Subnet adalah = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet =, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada segmen terakhir disegmen terakhir IP subnet mask dan IP Kelas C
Jadi jumlah host per subnet adalah = 62 host
- Interval Blok Subnet = 256 – nilai desimal segmen terakhir subnet mask = 256 – 192 = 64.
- Blok Subnet dimulai dari 0 (Nol) kemudian kelipatan dari Interval Blok Subnet nya yaitu 64.
- Jadi Blok Subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Alamat host dan broadcast yang valid dapat langsung dibuat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah satu angka setelah subnet, dan broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya
Klasifikasi Subnetting IPv4
Classfull
Merupakan sisem pengalamatan IP yang sudah terbagi bagi ke dalam beberapa kelas dengan masing-masing net mask dari tiap kelas sudah diset secara default. Tidak bisa dilakukan subnetting. Pembagian kelas nya sebagai berikut :
Class | Oktet Pertama | Subnet Mask Default | Private Address |
A | 1 – 127 | 255.0.0.0 | 10.0.0.0 – 10.255.255.255 |
B | 128 – 191 | 255.255.0.0 | 172.16.0.0 – 172.31.255.255 |
C | 192 – 223 | 255.255.255.0 | 192.168.0.0 – 192.168.255.255 |
D | 224 – 239 | ||
E | 240 – 255 |
Classless
Pada IPv4 classless, subnetting dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan, sehingga IPv4 classless ini lebih fleksibel dan efisien. Classless ini menunjukkan Sejumlah bit yang digunakan untuk menunjukkan network disebut “prefix length”. Misalkan : 172.16.4.0/30 menunjukkan bahwa 30 bit menunjukkan network address dan sisanya, 2 bit menunjukkan host.
Komentar
Posting Komentar